Senin, 21 Oktober 2013

Jangan Menilai Buku dari Sampulnya

Jangan Menilai Buku dari Sampulnya

Jangan Menilai Buku dari Sampulnya
Alkisah diceritakan Ketika Pang Tong yang telah berhasil menipu Cao Cao ( Perdana mentri Han dinasti pada waktu perang di tebing merah ( battle of red wall - Chibi ), Kemudian Zhuge Liang ( Penasihat Liu Bei ) memberikan rekomendasi kepada Pang Tong agar menghadap Liu Bei untuk meminta pekerjaan ( mengabdi ).
Ketika Liu Bei melihat surat dari Zhuge Liang dan melihat bahwa sosok Pang tong yang sedemikian jelek maka Liubei pun enggan memberinya pekerjaan yang besar dan penting, hanya karena menghormati Zhuge Liang karena Pang Tong adalah orang rekomendasinya maka Pang tong pun di beri kekuasaan untuk mengatur sebuah desa yang kecil.
Setelah menjabat jabatan yang baru, ternyata Pang Tong hanya bermalas malasan dan berhura hura tiap hari, tidak melaksanakan pekerjaannya. Lambat laun berita ini sampailah ke telinga Liu Bei, yang kemudian dengan murka mengutus Zhang Fei ( Adik angkat nya - five Tiger Generals ) untuk menyelidikinya.
Betapa terkejutnya Zhang Fei ketika melihat ternyata apa yang digunjingkan orang menjadi kenyataan, Ketika hendak murka Pang tong pun menjawab, Tuan Zhang Fei jangan marah, Pekerjaan mengurus desa kecil dalam berbulan bulan bisa saya selesaikan dalam sekejab, Lalu Pang Tong pun memanggil asistennya untuk mengambiul segala surat dan administrasi dari desanya. lalu dihadapan Zhang Fei semua masalah dan pekerjaan diselesaikan dengan Cepat. Melihat Hal ini betapa terkejutnya Zhang Fei ternyata Kakaknya Liu Bei telah salah menilai orang dan menyia nyiakan bakat dari Pang Tong.
Dikemudian hari Pang Tong Terkenal dengan sebutan nama The Young Phoenix sementara Zhuge Liang adalah Sleeping Dragon, 2 orang Penasehat Utama Kerajaan Shu Pada Era Kisah 3 Negara (Sam Kok).

Semoga Bermanfaat  

Senin, 07 Oktober 2013

Kesetiaan Burung Nuri

Kesetiaan Burung Nuri

Kesetiaan Burung Nuri
Suatu ketika ketika saat mendekati Ajal Resi Bisma memberikan sebuah nasehat perumpamaan kepada ke lima Pandawa
Ada Seekor burung Nuri yang hidup diatas sebuah pohon yang rindang, Sebuah pohon yang besar, dan berbuah sepanjang tahun, Sehingga pohon yang rindang dan lebat itupun menarik minat burung burung yang lain untuk berteduh dan menetap disana. Selama Hidupnya burung Nuri selalu tinggal diatas pohon tersebut tanpa pernah meninggalkan pohon tersebut.
Pada suatu ketika datang seorang pemburu dari bangsa Kasi, Pemburu dari bangsa kasi terkenal dengan panah beracunnya, Ketika tiba didekat pohon tempat Nuri bernaung sang Pemburu melihat seekor Rusa Lalu berusaha memanahnya, Tetapi panahnya meleset dan mengenai batang Pohon tempat nuri tinggal. Alhasil Racun dari Panah itu pun meresap kedalam batang pohon, dan beberapa hari kemudian Pohonpun menjadi Layu dan meranggas. Mengetahui pohon itu akan mati burung burung pun lalu terbang meninggalkan pohon sekarat itu, Mereka sudah tidak betah untuk bernaung dibawah pohon yang tidak memberikan manfaat tersebut.
Namun ternyata hanya seekor burung nuri tersebut yang masih dengan setia tinggal di atas pohon merana tersebut, Lama kelamaan pohon menjadi makin merana dan sekarat, demikian juga dengan kondisi Nuri yang juga ikut berkondisi mengenaskan. Berkat kekuatan Budi dan Tekat dari Nuri tersebut sampai munculah Kilau Kilau cahaya yang sampai terlihat di Kayangan tempat para Dewa Bersemayam. Singkat Cerita Batara Guru sebagai pemimpin para Dewa pun menugaskan Batara Indra untuk menolong burung Nuri.
Setelah sampai dibumi maka Batara Indra pun berubah wujud dengan menyamar sebagai seorang Brahmana. lalu diapun mendekati pohon itu lalu bercakap cakap dengan burung Nuri tersebut.
Brahmana: " Aku heran dengan mu tindakan Bodohmu Nuri, mengapa kamu bertengger di pohon yang hampir mati, tanpa perlindungan dari panas dan dingin bahkan tanpa makanan pula?" Lihatlah disekelilingmu banyak pohon yang rindang dan bisa memberikanmu Makan dan perlindungan.
Nuri: "Ooo, Brahmana yang agung, janganlah engkau mengakanku dengan bodoh, sebagai brahmana kamu tentu tahu apa artinya berterimakasih, Saya hidup di pohon ini sejak dari berujud telur sampai sekarang, selalu hidup dari pohon ini, bila siang hari aku berlindung dari panas mentari dan bila malam tiba daun daunnya yang lebat memberikan perlindungan. Sekarang pohon ini sekarat Pantaskan aku meninggalkan nya?
Brahmana: " Lalu bila engkau terus bertahan disitu apa hasilnya? 
Nuri: " Hasilnya hanya akan menunggu kematian Brahmana, aku bertekat akan ikut mati bersama pohon ini yang memberikan kehidupan padaku, Keinginanku hanya Pohon ini bisa tumbuh sehat seperti sedia kala.
Setelah Mengetahui Tekat dan Keluhuran Budi sang Nuri. Lalu Brahmana itu kembali kewujud semula sebagai Batara Indra dan lalu memulihkan pohon tadi menjadi Subur seperti Sedia Kala.

Semoga Bermanfaat

Minggu, 06 Oktober 2013

Teka teki Batara Narada kepada Batara Guru

Teka teki Batara Narada kepada Batara Guru

Alkisah dalam perwayangan diceritakan, suatu ketika Batara Narada ( salah seorang anggota Dewa dari Kahyangan turun kedunia dan dia kemudian bertapa di sebuah samudra di bumi. Karena tapanya yang sangat khusuk maka kesaktian dan gemanya sampai mengetarkan Kahyangan. Melihat keguncangan alam tersebut maka Batara Guru sebagai pemimpin para dewa di kahyangan memerintahkan para dewa untuk menghintikan proses pertapaan dari Batara narada.
Dari semua dewa yang diutus ternyata tidal satupun dewa yang berhasil, alhasil maka Betara Guru sendirilah yang kemudian turun ke bumi, dan memerintahkan agar tapanya segera dihentikan.
Batara narada menyanggupi Batara Guru akan menghentikan proses tapanya apabila dia berhasil menjawab tiga Teka Teki yang diajukannnya. 
Teka teki itu adalah
1. Apakah yang bisa lebih panas dari Api ?
2. Watak bagaimanakah yang disebut sebagai watak Utama ?
3. Apakah yang bisa memabukkan selain Arak ( minuman beralkohol ), Candu ( narkotika ) dan Talas Gadung ( makanan memabukkan yg mengandung racun )?
Setelah berpikir dengan lama Batara Gurupun ternyata Gagal menjawabnya.
Dan kemudian Batara Narada memberitahu jawabannya.
1. Yang bisa lebih panas dari api adalah hati manusia, apabila hatinya mengikuti dendam dan Angkara Murka.
2. Yang disbut sebagai watak utama adalah rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup ciptaan yang Kuasa agar dicapai kedamaian dan ketentraman.
3. Sedang yang bisa memabukkan selain Arak, Candu dan Gadung adalah Kecantikan, Ketampanan, Harta , Derajat dan Kekuasaan.

Semoga Bermanfaat

Rabu, 02 Oktober 2013

Merendahkan Diri untuk mencapai Tujuan yang lebih Besar

Merendahkan Diri untuk mencapai Tujuan yang lebih Besar

Merendahkan Diri untuk mencapai Tujuan yang lebih Besar
Pada akhir masa Periode Negara Negara Berperang ( 476SM - 221SM ), Atas Jasanya berdebat Lin Xiang Ru, seorang diplomatik negara Zhao berhasil menggalakan upaya Kerajaan Qin untuk menginvasi negaranya. atas Jasa besarnya tersebut maka dia diangkat Menjadi Mentri Senior. sebuah jabatan yang lebih tinggi dari Jendral Lian. ( Jendral Lian adalah Jendral Senior yang tel;ah berpuluh puluh tahun mengabdi dan berjasa besar di negara Zhao)
Betapa Murkanya Jendral Lian karena merasa diperlakukan tidak adil. karena dia berjasa besar dalam bidang militer dalam sekejab mata harus menjadi bawahan seorang yang hanya pandai bersilat lidah. Mengetahui hal ini Lin Xiang Ru memutuskan untuk menghindar, dia bahkan sampe harus sering menghindari rapat rapat demi menghindari agar ketika rapat dia tidak harus duduk di kursi yang lebih senior dari sang jendral.
Suatu waktu ketika sedang naik kereta kuda, dia akan berpapasan dengan kereta sang jendral, dia pun lalu menyuruh Kusir kereta untuk minggir dan berbelok ke jalan Kecil, untuk menunggu agar kereta sang jendral lewat. Melihat hal ini Bawahan Lin Xiang Ru pun Protes mengapa harus menghindar? Lalu Jawab Lin Xiang Ru, "Kita sama sama mengabdi pada negara Zhao, dan apabila saya dengan menuruti ego harus melawan jendral Lian, maka salah satu dari kita pasti akan ada yang kalah dan dipermalukan, sementara Jendral Lian masih diperlukan negara ini dan kewibawaannya juga disegani oleh negara Qin, Ibarat ada dua harimau berkelahi maka keduanya pasti akan terluka atau salah satu ada yang mati."
Ketika hal ini tersiar sampe ke telingga jendral Lian, Betapa malunya dia ( karena memang dasarnya dia adalah orang patriotik) lalu segera dia menemui Lin Xiang Ru untuk meminta maaf dan kemudian berikrar menjadi sahabat sampai mati.

Selayang Pandang

Sebuah Kisah yang pantas menjadi Panutan dan di contoh sayangnya hal ini jarang terjadi di negara kita, di negara kita banyak orang bertikai dan saling menistakan kelompok lain demi Gengsi dan kepentingan Kelompoknya sendiri.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 01 Oktober 2013

Memprioritaskan Kepentingan Negara di atas Segalanya

Memprioritaskan Kepentingan Negara di atas Segalanya

Memprioritaskan Kepentingan Negara di atas Segalanya
Suatu ketika Kaisar Tai Wu dari Negara Wei, Pergi Berburu ( Jaman dahulu kalau pergi berburu melibatkan jumlah pasukan pengawalan yang besar dengan disertai tempat perburuan yang jauh dari Ibukota ). Segala urusan Negara dan Pemerintahan dan komando Militer diserahkan kepada Gu Bi , seorang Pejabat yang senior dan loyal.
Waktu Berburu lalu Kaisar memerintahkan utusan kepada Gu Bi agar mengirim kuda kuda tambahan untuk kepentingan berburu. akan tetapi betapa terkejutnya dan murkanya Kaisar Wu mengetahui ternyata Gu Bi hanya mengirimkan Kuda Kuda yang tua dan lemah ke tempat perburuan Kaisar. 
Kemudian dengan murka Setelah pulang berburu Kaisar memanggil Gu Bi dan berniat akan menghukumnya, akan tetapi Gu Bi pun menjawabnya, " Adalah merupakan pelanggaran dan sebuah kesalahan kecil bagi seorang abdi negara jika mereka tidak menyenangkan Tuannya dalam hal Hiburan, Tetapi Jika Gagal dalam Persiapan dan Tugas mempertahankan Negara itu adalah Kesalahan Besar, Sekarang ini Negara sedang dalam keadaan selalu siaga dan siap bertempur karena sewaktu waktu musuh bisa saja menyerang. Kuda Kuda terbaik dan terkuat saya simpan demi mempertahankan negara". Kalau karena kesalahan ini saya dianggap bersalah saya rela dihukum mati. Mendengar jawaban Gu Bi Kaisar Tai Wu pun tersadar akan kesalahannya lalu malah memberi hadiah kepada Gu Bi atas Loyalitas dan Kesetiannya.
Diceritakan kembali dari kisah negeri Cina 
Jaman Dinasti Wu Utara ( 386-534 Masehi )

Selayang Pandang

Cerita singkat dan Patriotik di mana pada jaman dahulu kala titah dari kaisar adalah segalanya, Gu Bi brani mengambil resiko kehilangan nyawa demi menjalankan tugas utamanya. Hal yang  sekarang sangat jarang terjadi loyalitas yang seperti itu, Pada masa ini Para Pejabat Pemerintahan banyak yang bekerja tidak sepenuh hati dan hanya mengandalkan Prinsip ASAL BAPAK SENANG, ( menjilat atasan untuk kepentingan pribadi ) Mereka Lupa akan tugas utamanya, bahwa Jabatan dan Pangkat dari Negara merupakan kehormatan yang harus dipegang teguh, bukannya malah untuk ajang memperkaya diri.

Semoga Bermanfaat 

Senin, 30 September 2013

Berkembang & Tumbuh dengan Alami ( To Grow Naturally )

Berkembang & Tumbuh dengan Alami 

Berkembang & Tumbuh dengan Alami ( To Grow Naturally )
Alkisah ada Seorang anak yang sedang bermain di sekitar sawah milik ayahnya. Ketika sedang beristirahat dia pun kemudian memandang sawah dan tunas tunas tanaman padi milik ayahnya yang baru saja ditanam. Dalam hati kemudian dia berpikir, "alangkah bagusnya kalau aku bisa membantu ayahku agar cepat panen dan membuat tanaman padi ini cepat membesar, dengan padi yang cepat membesar dan cepat panen maka aku semakin cepat dibelikan mainan yang dijanjikan Ayahku" Lalu tanpa berpikir panjang dia pun lalu terjun ke sawah dan mulai menarik batang tunas padi sedikit keatas. dan dengan senyum yang lebar dia pun sangat puas dengan hasil jerih payahnya karena tanaman padi sekarang jadi kelihatan tampak lebih panjang. 
Alangkah terkejutnya esok hari ketika Petani kembali ke sawah karena sebagian besar tanaman padi yang dia tanam menjadi Layu dan Mati, dan akhirnya tahulah dia penyebabnya. setelah sampai dirumah si anak bercerita dengan bangganya.
Cerita diambil dan diceritakan kembali dari Cerita Rakyat Cina
Periode Musim Semi dan Musim Gugur ( 776 SM - 276 SM )

Selayang Pandang

Kadang Kala Kita pun berbuat seperti yang dikerjakan anak petani tersebut, Ingin sesuai hasil yang cepat dan instan. dan Konyolnya hal instan dan cepat itu ditempuh dengan cara yang tidak benar dan kadang memaksakan diri. Misalnya saja karena keuangan terbatas maka kita memaksakan diri untuk mengambil hutang atau cicilan, dan uang hasil hutang tersebut kita belikan barang konsumtif, yang tidak bernilai ekonomi atau menghasilkan, bila memang sudah direncenakan maka tidak menjadi masalah akan tetapi bila perhitungan kita tidak cermat maka hal itu akan menyengsarakan diri kita sendiri bukan.
Seperti Kalimat yang tertulis pada buku 
Tao Tee Cing Karya Lao zhi ( 400 SM )

  • Orang yang berdiri berjinjit maka dia tidak akan dapat berdiri dengan lama.
  • Orang yang berjalan dengan mengambil langkah yang terlalu lebar maka dia akan Jatuh.

Semoga Bermanfaat   

Minggu, 29 September 2013

Menepati Janji ( Always keep promises )

Menepati Janji ( Always Keep Promises )

Gara Gara Janji  Kena Sembelih deh
Gara Gara Janji
Kena Sembelih deh
Pada Jaman dahulu kala hiduplah sebuah keluarga kecil yang beranggotakan Suami, Istri dan seorang putranya yang masih kecil.
Pada suatu ketika sang anak merengek-rengek ingin ikut ibunya belanja di pasar. Sang ibu pun tidak tahan terhadap rengekan si anak, Sementara hari sudah mulai siang dan si anak belum bisa dibujuk agar tetap tinggal dirumah.
Lalu si Ibu pun berkata, "Jika kamu mau tinggal di rumah dan tidak ikut ibu, maka sepulang dari pasar ibu akan memasakkan Gulai ayam untukmu". Mendengar hal itu maka anakpun sangat gembira lalu bersedia tinggal di rumah. Sang Suami yang mendengar pembicaraan itu hanya terdiam di sudut ruangan.
Ketika Istrinya pulang dari pasar , maka Segera si Suami mengambil pisau dan bergegas menuju ke kandang ayam hendak memotong ayam, Si Istri yang melihatnya menjadi Kaget dan buru buru mencegah suaminya, sambil berkata, " Aku tadi mengatakan hal itu agar anak kita tidak merengek-rengek minta ikut ke pasar, aku tidak sungguh-sungguh akan memasakkan gulai ayam untuknya, Lagian dia masih kecil paling juga sudah lupaJawab Suami " Istriku, Kamu tidak bisa berbuat begitu terhadap anakmu. Orang tua tidak boleh berbohong kepada anak. Seorang anak tidak tahu apa itu benar dan salah. Dia dikemudian hari akan mencontoh orang tuanya. Jika kita berbohong kepadanya sekarang, ia akan menganggap berbohong itu adalah tidak apa apa di kemudian hari. Keluarga kita tidak mendidik anak dengan cara demikian, Lalu sang suami pun memotong seekor ayam dan menyuruh istrinya menepati janjinya kepada anaknya.

Selayang Pandang

Kadang Kadang dalam kehidupan ini banyak hal hal kecil  yang terjadi dan disepelekan. misalnya saja, sebagai contoh kecil, 
Ketika kita sedang mengemudikan mobil atau mengendarai motor lalu ketika di lampu merah dengan sengaja kita melanggarnya, Padahal waktu itu kita sedang bersama anak anda? Tentunya hal hal yang sepele akan tertanam di pikiran si anak, "Wah kalau ber lalu-lintas menerobos lampu merah tidak apa apa, Karena Orang-tua ku melanggarnya dan semuanya baik baik saja"

Cerita diambil dari Cerita Rakyat Cina  

Pada Periode Negara Berperang  (476 SM - 220 SM )

Semoga Bermanfaat